ILMU HADITS RIWAYAH DAN HADITS
DIRAYAH
Mempelajar proses belajar mengajar hadits merupakan ilmu pengetahuan yang
penting dalan kehidupan kita, karena hadits merupakan sumber hukum kedua
setelah Al-Quran.
Yang dimaksud dengan Ilmu Hadits, menurut Ulama Mutaqaddimin adalah:
“Ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan hadits sampai
kepada Rasulullah SAW. dari segi hal ihwal para perawinya, yang menyangkut
kedabitan dan keadilannya dan dari segi bersambung dan terputusnya sanad, dan
sebagainya”.
Hadits merupakan ilmu pengetahuan yang membicarakan cara-cara persambungan
hadits sampai kepada Rasulullah SAW., dari segi hal ihwal paraperawinya.
Ilmu Hadits terbagi atas 2 yaitu :
1. Ilmu hadits Riwayah
Ilmu Hadits Riwayah ialah Ilmu pengetahuan yang
mempelajari hadits-hadits yang di sandarkan kepada Nabi SAW, baik berupa
perkataan, perbuatan, taqrir, tabi’atmaupun tingkah lakunya. Ilmu
hadits Riwayah ini sudah ada sejak Nabi SAW masih hidup, yaitu
bersamaan dengan mulainya periwayatan Hadits itu sendiri. Para Sahabat Nabi SAW
menaruh perhatian yang tinggi terhadap Hadits Nabi SAW. Mereka berupaya untuk
memperoleh Hadits-Hadits Nabi SAW dengan cara mendatangi majelis Rasul SAW
serta mendengar dan menyimak pesan atau nasehat yang disampaikan beliau.
Penghimpunan Hadits secara resmi dilakukan pada masa pemerintah Khalifah
‘Umar Ibnu ‘Abd al-‘Aziz. Usaha tersebut di antaranya dipelopori oleh Abu Bakar
Muhammad Ibnu Syihab al-Zuhri.
Contoh hadits Riwayah
1. سمعت رسول الله
صلّى الله عليه وسلّم (Saya
mendengar Rasulullah saw)
Contonya:
عن المغيرة
قال: سمعت رسول الله صلّى الله عليه وسلّم يقول:
إِنَّ كَذِباً
عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً
فَلْيَتَبَوَّأْ
مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ (رواه مسلم وغيره)
Artinya: Dari Al-Mughirah ra., ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda: “Sesungguhnya dusta atas namaku itu tidak seperti dusta atas nama
orang lain, dan barang siapa dusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaknya
ia menempati tempat duduknya di neraka.” (HR. Muslim dan lain-lainnya)
2. حدّثنى رسول
الله صلّى الله عليه وسلّم (Menceritakan kepadaku Rasulullah saw)
Contohnya:
حَدَّتَنِى
مَالِكٌ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ حُمَيْدِبْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
عَنْ اَبِى
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ:
مَنْ قَامَ
رَمَضَانَ اِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Telah bercerita kepadaku Malik dari Ibnu Syihab dari Humaidi bin
Abdur Rahman dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang
beramadhan dengan iman dan mengharap pahala, dihapus doasa-dosanya yang telah
lalu.”
3. أخبرنى رسول
الله صلّى الله عليه وسلّم (Mengkhabarkan kepadaku Rasulullah saw)
4. رأيت رسول الله
صلّى الله عليه وسلّم (Saya
melihat Rasulullah saw berbuat)
Contohnya:
عن عبّاس بن
ربيع قال: رأيت عمربن الخطّاب رضي الله عنه يقبّل الحجر “يعنى الأسود” ويقول
إِنِّى لاَءَ
عْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ لاَتَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى
رَأَيْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُقَبِّلُكَ مَا قَبَّلْتُكَ
(رواه
البخارى ومسلم)
Artinya: Dari Abbas bin Rabi’ ra., ia berkata: Aku melihat Umar bin
Khaththab ra., mencium Hajar Aswad dan ia berkata: “Sesungguhnya benar-benar
aku tahu bahwa engkau itu sebuah batu yang tidak memberi mudharat dan tidak
(pula) memberi manfaat. Seandainya aku tidak melihat Rasulullah saw. menciummu,
aku (pun) tak akan menciummu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits yang
menggunakan lafadz-lafadz di atas memberikan indikasi, bahwa para sahabat
langsung bertemu dengan Nabi saw dalam meriwayatkan hadits. Oleh karenanya para
ulama menetapkan hadits yang diterima dengan cara itu menjadi hujjah, dengan
tidak ada khilaf.
2. Ilmu Hadits Dirayah
Menurut bahasa, dirayah berasal dari kata dara-yadri-daryan yang berarti
pengetahuan. Maka seringkali kita mendengar Ilmu Hadits Dirayah Disebut-sebut
sebagai pengetahuan tentang ilmu hadits atau pengantar ilmu hadits. Ilmu
hadits dirayah adalah ilmu pengetahuan tentang kaidah-kaidah yang
dapat memperkenalkan keadaan-keadaan rawi dan yang diriwayahkan. Pendiri
Ilmu Hadits Dirayah adalah Al-Qadhi Abu Muhammad Al-Hasan bin
Abdurahman bin Khalad Ramahumuzi (w.360 H).
Dengan mempelajari Ilmu Hadits Dirayah ini, banyak sekali
faedah yang diperoleh, antara lain;
a. Mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan hadits dari masa ke masa sejak masa Rasul SAW sampai sekarang.
b. Dapat mengetahui tokoh-tokoh dan
usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam mengumpulkan, memelihara dan
meriwayatkan hadits.
c. Mengetahui kaidah-kaidah yang
dipergunakan oleh para Ulama dalam mengklasifikasikan hadits lebih lanjut.
d. Dapat mengetahui istilah-istilah,
nilai-nilai, dan kriteria-kriteria hadits sebagai pedoman dalam beristimbat.
Dari beberapa faedah di atas, apabila diambil intisarinya, maka faedah
mempelajari Ilmu Hadis Dirayah adalah untuk mengetahui
kualitas sebuah hadits, apabila ia maqbul (diterima) dan mardud (ditolak),
baik dilihat dari sudut sanad maupun matannya.
0 komentar:
Posting Komentar