Assalaamu'alaikum warahmatullaah wabaarakaatuh
khotbah jumat 24 januari 2003, di Basement Wisma Bakrie,
bisa jadi menjadi khotbah Jumat terbaik yang pernah saya dengarkan. Belum
pernah saya meneteskan airmata ketika mendengarkan khutbah jumat, kecuali hanya
2 kali, 1 kali di masjid ARH UI Salemba 2 tahun yang lalu, temanya tentang
perngorbanan Ismail 'alaihissalaam dan Ibrahim 'alaihissalaam, dan satu lagi
adalah khotbah yang kemarin .. sungguh kenikmatan luar biasa yang Allah berikan
untuk bisa mendengarkan khutbah ini
Innaa A'thoinaaka al-kautsar , Fasholli li robbbika wa
an-har, Innasyaa ni'aka huwa al-abtar .. (QS Al Kautsar 1-3)
Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada engkau (Muhammad),
nikmat yang sungguh melimpah karena itu, maka dirikanlah Sholat karena RabbMu
dan berkorbanlah, sesungguhnya orang-orang yang membencimu(Muhammad), merekalah
yang terputus(dari rahmat Allah)
apa sebenarnya arti nikmat yang banyak yang dilimpahkan
kepada Muhammad shallallaahu wa sallam?
bukankah nikmat itu adalah rumah yang megah ?
istri yang shalihah ?
harta yang melimpah ?
pakaian yang mewah ?
istana yang mentereng ?
mobil yang mahal ?
apakah muhammad memiliki itu semua ?
tidak !!, lalu kenapa Al kautsar itu adalah nikmat yang
banyak ?
bukankah rumah Muhammad hanya sepanjang 12 kaki dan selebar
16 kaki ?
yang sama dengan 3x4 meter ?
bukankah itu cuman ruangan sempit belaka ?
yag kalau diibaratkan sekarang hanyalah RSSSS, Rumah Sangat
Sangat Sederhana Sekali ?
kalau type 21 , ini hanya setengahnya, 12 M persegi !!
hingga ketika Muhammad bersujud maka ia harus menyingkirkan
kaki aisyah dahulu ?
bukankah Muhammad yang agung itu sering berpuasa karena tak
ada makanan ?
juga pernah suatu ketika, Muhammad rasul Allah itu pulang
kemalaman, ia membawa roti kering untuk istrinya, karena sudah malam, ia tak
tega untuk mengetuk pintu, sehingga bisa membangunkan istrinya, maka ia taruh
rotinya di atas pintu, dan ia Muhammad tidur di luar ?, keesokan harinya,
Aisyah melihat roti di atas pintu itu, kebetulan ada pengemis, maka diberikanlah
roti yang sedianya untuk dirinya itu kepada pengemis itu ...
bukankah Muhammad yang mulia itu sering terlihat terganjal
perutnya oleh 3 buah batu karena kosongnya perut ? bukankah wajah yang suci itu
pernah hanya makan daun daunan kering dalam sebuah peperangan ?
Pengkhotbah yang Muallaf itu sudah 16 tahun menyimpan
pertanyaan yang tak pernah terjawab itu sudah berbagai macam kamus ia baca,
mulai dari yang tipis yang dijual dipinggir kaki lima, sampai kamus al munjid
yang luar biasa itu ... berapa banyak kyai dan ustadz yang telah ia tanya,
namun semua tak bisa menjawa pertanyaannya itu .. mulai dari kyai kampung
sampai Buya Hamka ... semua tak ada yang menyelesaikan kegelisahan hatinya
...hingga 16 tahun kemudian, Allah mengundangnya ke Baitullah ... ketika di
Raudah, ia ingat akan masalahnya itu, maka ia berdoa agar Allah memberikan
jawabannya tak lama ia tertidur menyandar di tiang Raudah ...
dalam tidurnya ... tiba tiba ia dibawa ke masa silam ...
dihadapannya bukan lagi terbentang masjid yang gagah .. tapi sebuah masjid
sederhana yang hanya beratapkan daun kurma, berlantai tanah tiang tiangnya dari
kayu .. podiumnya pun hanya dari kayu yang disilangkan dan diikat dengan tali
dedaunan ..
tiba tiba dari arah
belakang .. seorang laki laki berpakaian putih melewati bahunya ... menuju ke
masjid .. ketika sampai di pintu masjid, laki laki itu membalikan wajahnya, dan
tersenyum pada sang penceramah ...sang penceramah, tidak bisa berkata apa apa,
kecuali hanya "ASSALAAMU'ALAIKA YA NABI" ..., dengan meneteskan air
mata
tiba tiba, bahu sang penceramah ditepuk tepuk, rupanya ia
dibangunkan oleh Asykar penjaga Masjid, bajunya nampak basah kuyup, rupanya
dalam tidurnya tadi ia benar benar menangis dan sungguh Raudah sudah sepi,
tidak ada orang sama sekali, asykar datang untuk mengunci pintu .. dan para
asykar yang biasanya berwajah garang itu tamak sabar membimbing sang penceramah
untuk keluar ..
di luar,sang penceramah hanya bisa menangis .. dan ia bisa mengartikan arti kenikmatan dalam
surat Al Kautsar itu .. nabi memang mendapatkan banyak kenikmatan .. tapi yang
lebih benar adalah, nabi DIBERIKAN sebuah perasaan bahwa ia TELAH menerima
Banyak Kenikmatan ..ketika seseorang telah merasa mendapatkan nikmat yang
banyak, maka banyak sedikitnya materi yang dimiliki tidak lagi menjadi masalah,
ia merasakan kenikmatan pada apa yang dia miliki ..
maka setelah nabi mendapatkan kenikmatan ini, ayat keduapun
berlaku yaitu agar menegakkan sholat dan berqurban, dan bahwasanya orang orang
yang membenci Risalah yang turun pada Muhammad, itu sebenarnya merekalah yang
terputuskan dari kenikmatan dan rahmat Allah yang sesungguhnya ...
nabi sebenarnya tak hanya punya 4 sifat wajib belaka, yaitu
amanah, fathonah, tabligh dan shiddiq .. tapi nabi juga Qonaah .. merasa cukup
dengan apa yang ada .. sehingga itulah kenikmatan yang tiada taranya,
kenikmatan yang melimpah ..
nabi memang miskin, tapi nabi senantiasa berqurban ketika
hari raya qurban .. karena nabi merasa cukup .. nabi tak pernah
mengeluhakan harta, karena nabi merasa
telah mendapatkan nikmat ... perasaan inilah yang musti kita miliki .
jika kita tak pernah merasa nikmat dengan apa yang kita
miliki, maka selamanya kita akan merasa kurang dan haus akan materi .. sehari hari kita hanya disibukkan mencari dan
mengumpulkan harta dan melalaikan akhirat kita.. padahal perlombaan
mengumpulkan harta itu tidaklah seperti perlombaan yang lain .. perlombaan yang
lain pastilah ada finishnya .. lomba lari ada finishnya .. baik itu angka,
jarak maupun waktu .. tapi tidak dengan perlombaan mengumpulkan harta, ia
seperti air garam, yang semakin diminum akan semakin membuat haus, nabi
bersabda, seandainya manusia itu diberikan emas sebanyak 2 buah gunung, niscaya
ia akan memintanya lagi .. perlombaan dan bermegah megahan tentang dunia hanya
akan berakhir ketika manusia masuk keliang kubur, yang tak ada lagi kesempatan
baginya untuk bertaubat ...
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu , sampai kamu
masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat
perbuatanmu itu),
dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka Jahiim, dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata
kepalamu sendiri kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (At Takaatsur 1-8)
semoga Allah memberikan kenikmatan kepada kita kenikmatan
untuk merasa bersyukur dengan apa yang telah kita miliki ...tidak berkeluh
kesah akan sempitnya rizki .. sehingga kita bisa senantiasa bersyukur,
bersabar, ikhtiar dan terus berdo'a serta bertawakkal .. karena barang siapa
bertawakkal maka Allah akan mencukupi keperluannya (QS 65:3)
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi
kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang
mereka itu tetap mengerjakan shalatnya, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia
bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak
mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta), dan orang-orang yang mempercayai
hari pembalasan, dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya. Karena
sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak dapat orang merasa aman (dari
kedatangannya). Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya (QS 70:19-29)
allahu a'lam bisshawab wassalaamu'alaikum warahmatullaah
wabarakaatuh
from the Desk of
Hilal
0 komentar:
Posting Komentar