Minggu, 21 April 2013

Mimpi Sukses Dengan Dunia Perpustakaan


Seseorang mempunyai jiwa sukses apabila dia tidak suka mengeluh dan tanpa mengenal lelah melakukan daya upaya untuk meraih cita-citanya. Indonesia sebagai bangsa yang berembang, ingin maju dan sukses, harus meyakini bahwa jalan terbaik untuk meraih sukses adalah dengan ilmu. Dengan ilmu kesuksesan akan kita peroleh. Ilmu merupakan kunci sukses tidak hanya untuk kepentingan di dunia tetapi juga untuk kebahagiaan di akhirat kelak. Dalam hadis disebutkan bahwa barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat maka dengan ilmu. Barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat maka dengan ilmu. Cara untuk memperoleh ilmu adalah dengan belajar. Kunci kesuksesan belajar adalah membaca dan salah satu sarana belajar adalah perpustakaan.
Ya . . , inilah tekat yang tertanam didalam benakku saat pertama kali kaki ini beranjak di yogyakarta, sebuah kota pendidikan dengan berbagai mahasiswa dari sabang sampai merauke ada disini. Dalam keadaan kekurangan menjadikan diri ini lebih berfikir bagaimana caranya untuk mengembangkan diri dan sukses. Ini merupakan tantangan tersendiri yang menjadikan kebiasaan untuk dihadapi. Meskipun tidak ada tujuan khusus pergi ke jogja, namun ada satu hal penting yang ingin saya lakukan. Belajar beajar dan belajar sampai mati karna ini memang tugasku dari Tuhan.
Teringatkan aku saat pertama kali ibuku bilang kepadaku pada SMP kelas dua. ”ma’af nak, bapak dan ibu tidak bisa membiayai sekolah kamu karna kebutuhan keluarga yang meningkat dan penghasilan yang menurun”. Namun diri ini lantang menegur ”Allah yang menciptakan makhluknya bu, Allah menciptakan bertrilyun-trilyun makhluknya dan Allah sudah mencukupkan riski bagi kita, masak Allah nyukupin kita aja gak bisa, itu hal kecil bagi Allah untuk mencukupkan kita. Allah juga yang menyuruh manusia menggali ilmu sampai ke negeri cina dan liang lahat. Allah pasti bisa memberikan jalan bagi umatnya yang bersungguh-sungguh. Man jadda wajada, Siapa yang bersungguh-sungguh dia akan berhasil.” dan Allah menjawab tantanganku saat di SMP kelas 2 dan kelas 3 saya mendapatkan beasiswa setengah tahun di kelas 2 dan setengah tahun di kelas 3. Memang ironis saat ijasahku tidak bisa diambil karena kekurangn pembayaran di kelas 2 dan 3, namun ada jalan bagi orang yang bersungguh-sungguh. Ketika saya memutuskan untuk pergi ke jakarta untuk bekerja, hanya bertahan satu minggu saya harus pulang untuk memenuhi panggilan bapakku yang memberikan alibi untuk menyelesaikan administrasi di smp, namun hanya alibi karna beliau tidak sanggup melihat anaknya bekerja di usia dini. Kebingungan melanda saat pengumuman kelulusan dimana surat pengumuman tidak dapat diambil karena tunggakan pembayaran, namun perjuangan tidak hanya saampai segitu saja, saya mencari tahu berapa anak yang tidak lulus dan saya menghitungnya sampai akhir penghitungan saya hanya menemukan 6 suara tidak lulus dari 9 anak. Saya pergi konvoi dengan teman-teman padahal saya sendiri gak tau saya lulus atau tidak. Malah saat saya pulang saya ditanya dari mana saya cuman bilang dari konvoi lulus, ”memangnya kamu lulus hen...??”. ”saya gak tau bu” jawabku sambil tertawa terbahak-bahak. ”Ya, memang lucu bagi saya sendiri. Saya bahagia karna indahnya hidupku, penuh dengan teka-teki dan misteri, tidak semua orang dianugerahan cerita menarik seperti saya” pikirku. Namun jawaban menghampiriku saat penyidikan lewat komunikasi handphone berjalan. Akhirnya suara tidak lulus itu genap 9 anak, dan itu artinya saya lulus. ”hahahahahaaaa...gak ada teman-teman yang tau kenapa saya tanya siapa yang lulus, bagi mereka itu hanya simpati terhadap teman-teman, padahal selain simpati masih ada misi lain dibalik itu, ya... tentang nasibku....”.
Akhirnya malaikat datang, sang Kyai dari desaku menawarkan sekolah MA dan memperjuangkan nasibku, beliau mengambilkan syarat-syarat untuk meneruskan sekolah dan mengirimkan saya ke Madrasah aliyah Salafiyah Syafi’iyah di daerah Proto, Kedungwuni, Pekalongan. Dan semakin sujud syukurku saat pemindahan itu didukung oleh kepala sekolah dar SMP saya sehingga memuluskan perjalananku di MA. Saya dimasukkan tanpa syarat dengan tanpa membayar sepeserpun bulanan sampai saya lulus, terkecuali hal-hal yang itu diluar wewenang bapak kepala Madrasah Aliyah seperti pembayaran ujian dan semesteran.
Pembelajaran 3 tahun di MA sama dengan perjuangan di SMP, setiap hari gak ada uang saku, kalo ada dikasih kalo gak ada ya berangkat aja, malahan uang saku lebih sering saya dapat dari hasil menjadi makelar dari teman ke teman. Sampai akhirnya 3 tahun itu  terlewat, meskipun dulu saya sering nakal, akan tetapi hal yang bisa saya lakukan adalah mengorganisir teman-teman agar mempertahankan kelulusan 100% dari prestasi-prestasi sebelumnya. Mengingat angkatan saya adalah angkatan yang paling parah sejak pertama kali MA berdiri. Banyak anak-anak nakal dan termasuk saya lebih bergaul dengan mereka. Saat kakak kelas kita tidak lulus satu orang, namun itu menampar saya untuk menghadiahkan kelulusan bagi kepala sekolah yang sudah menyekolahkan saya. Meskipun saat itu saya tidak memikirkan saya sendiri dan lebih mengontrol teman-teman saya saat ujian, hal ini membuat nilai saya drop. Namun saya bangga karena atas kuasa Allah hal itu dapat terwujud.
Setelah lulus MA saya ingin bekerja satu tahun untuk membantu perekonomian keluarga dan setelah itu kuliah, meskipun itu hanya sebuah keinginan namun ini mimpi dan saya yakin itu akan terjadi lewat tangan Tuhan. Saya sempat bekerja di pabrik batik dan konveksi celana panjang, sehingga saya tahu semua tentang batik dan tentang jahitan pakaian. Dan... jalan itupun datang, lagi-lagi dari kepala sekolah MA dan kepala pembimbing MA serta Pak Kyai yang mendatangiku untuk menawarkan kuliah di jogja dengan mengabdi seorang notaris. Mungkin inilah jalanku dan saya harus memenuhi panggilan kesuksesan. Akhirnya saya pun bisa kuliah, saya tidak tahu saya mau masuk jurusan apa, saya hanya ingin kuliah dan mengabdi untuk negara suatu saat nanti. Membagi ilmu adalah cita-citaku yang sesungguhnya. Dan atas rekomendasi bapak notaris, saya dimasukkan ke jurusan ilmu perpustakaan. Hari itu berjalan sesuai kehendak, namun saat masalah menggoncang dan rasa ketidaknyamanan akan lobang-lobang yang ada di ranah hukum notaris, membuat saya harus berdiri sendiri untuk mencari kehalalan atas apa yang saya pakai untuk membantu kuliah saya. Setelah saya keluar, saya mulai bekerja di sebuah resto depot Laris-i, namun itu tidak memenuhi kebutuhan saya dan akhirnya saya terjun ke pasar untuk berdagang sesuai dengan pekerjaan Rasulullah SAW sampai sekarang.
Setiap kesuksesan tidak datang dengan tiba-tiba, namun harus disertai dengan perjuangan agar kita lebih menghargai dengan apa yang kita dapatkan dari perjuangan itu. Bagi saya kesuksesan adalah saat kita menjadi apa yang kita inginkan, saat kita bisa berbagi dengan apa yang kita dapatkan dan mengamalkan dari ilmu-ilmu Tuhan. Kesuksesan bukanlah mereka yang mempunyai penghasilan yang banyak, namun kesuksesan lebih kepada apa yang bisa membuat kita senang menjalaninya dan menjadikan hal-hal yang kita suka menyatu dalam kehidupan kita. Dimana kita bisa meraihnya, itulah kesuksesan.
Saya bangga menjadi bakal seorang pustakawan yang mempunyai tugas penting dalam hidup dari Tuhan dan Negara. Allah berfirman dalam ayat-NYA yang pertama BACALAH, dan masih banyak firman Allah untuk menyampaikan wahyunya dan memeliharanya. Nabi Muhammad bersabda ”sampaikanlah Sunnahku walaupun hanya satu ayat.” dan banyak hadits tentang Perpustakaan an kegiatan-kegiatan perpustakaan. Didalam pembukaan undang-undang dasar indonesia terpampang jelas pilar yang paling utama mencerdaskan kehidupan bangsa. Ini merupakan panggilan hidup untuk meraih kesuksesanku. Karna sejauh ini saya sudah merasa sukses sudah bisa menjadi calon pustakawan dan generasi yang taat pada Allah, Rasul dan Negara.
Memang didepan masih banyak perjuangan yang harus kita hadapi, namun itulah tugas kita agar kita rajin dan mengerti masyarakat dan memudahkan untuk mewujudkan mimpi kita. Bila kita lihat memang indonesia berbeda jauh dengan negara-negara maju. Perbedaan yang signifikan minat budaya baca kita. Coba kita lihat kebiasaan membaca di negara–negara maju seperti : Inggris, Amerika, Jerman, Belanda, Jepang yang sudah sering kita dengar. Dimanapun mereka berada selalu mempergunakan waktu luangnya untuk membaca. Ketika mereka sedang menunggu di halte bus, di stasiun atau sedang menempuh perjalanan sudah tidak asing lagi bagi mereka memanfaatkan waktunya untuk membaca. Bandingkan keadaan tersebut dengan keadaan di Indonesia. Kita lihat di terminal, di stasiun, bahkan di bandara pemandangan demikian hampir tidak pernah kita jumpai. Ketika orang Indonesia sedang berada di tempat tersebut di atas, mereka kebanyakan menggunakan waktu luangnya untuk bercerita, merokok atau bahkan bengong semata.
Budaya baca masyarakat Indonesia memang masih sangat memprihatinkan. Banyak faktor kenapa keadaan yang memprihatinkan masih terjadi ? Alasan pertama adalah budaya yang sudah ada secara turun menurun adalah budaya ceritera bukan budaya baca dan perkembangannya menuju kearah budaya menonton (televisi). Kedua adalah penghasilan kebanyakan masyarakat Indonesia masih rendah sehingga buku masih dianggap barang mahal. Ketiga adalah sistem pendidikan Indonesia belum menunjang tumbuhkembangnya budaya baca karena orientasinya masih membaca untuk lulus bukan membaca untuk pencerahan sepanjang hidup. Keempat adalah keberadaan perpustakaan yang belum memadai. Kesan masyarakat umum tentang perpustakaan masih dianggap sebagai tempat yang serius dan menyebalkan. Tentunya masih banyak alasan yang dapat kita daftar kalau kita ingin bicara tentang penghambat perkembangan budaya baca di Indonesia. Walaupun terkadang alasan tersebut tidak didasarkan pada penelitian yang memadai dan hanya didasarkan pada asumsi. Namun inilah realita pekerjaan yang menunggu. Meskipun sudah sukses menjadi calon pustakawan, namun  saya juga akan lebih sukses setelah saya menjadi pustakawan yang sesungguhnya nanti. Keep Spirit...!! J

0 komentar: