Rabu, 24 April 2013

Agama Sebagai Sebuah Sistem Simbol



Simbol-simbol religius merumuskan sebuah kesesuaian dasariah antara sebuah gaya kehidupan tertentu dan sebuah metafisika khusus.
Suatu agama adalah sebuah sistem simbol-simbol yang berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasi-motivasi yang kuat, yang meresapi  dan yang tahan lama dalam diri manusia dengan merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi dan membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas, sehingga suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas realistis.
Agama di satu sisi  menanamkan  kekuatan sumber-sumber simbolis kita untuk merumuskan gagasan-gagasan analitis dalam sebuah konsep otoritatif tentang bentuk menyeluruh dari kenyataan, demikian juga di sisi lain agama menanamkan kekuatan sumber sumber kita, juga simbolis, untuk mengungkapkan emosi-emosi yaitu gerak-gerik hati,sentimen-sentimen,nafsu—nafsu, afeksi-afeksi, perasaan-perasaan, di dalam suatu konsep yang serupa tentang suasana umum yang meliputi dan nada serta sifat yang melekat dalaam suasana itu. 
Orang yang berpendapat  agama adalah suatu bentuk kesenian manusia, mereka memandang bahwa dalam agama tersebut terdapat ritus-ritus atau ritual-ritual yang dipertunjukkan kepada banyak orang, dan itu merupakan sebuah kesenian. Misalnya pertunjukan dramatis dari Bali, dalam pertunjukan itu ditampilkan seorang tukang sihir yang bernama Rangda yang terlibat dalam sebuah ritual seekor makhluk raksasa yang baik bernama Barong. Mereka memerankan pertunjukkan itu tidak hanya dilakukan maupun hamya sebagai tontonan belaka tetapi mereka mempercayainya yang sebagaimana mereka melukiskannya. Kesimpulan disini bisa berarti  bahwa agama sebagai sebuah sistem kebudayaan dan tidak terlepas dari simbol-simbol yang mereka gunakan.

0 komentar: