Simbol-simbol religius merumuskan sebuah kesesuaian
dasariah antara sebuah gaya kehidupan tertentu dan sebuah metafisika khusus.
Suatu agama adalah sebuah sistem simbol-simbol yang
berlaku untuk menetapkan suasana hati dan motivasi-motivasi yang kuat, yang
meresapi dan yang tahan lama dalam diri
manusia dengan merumuskan konsep-konsep mengenai suatu tatanan umum eksistensi
dan membungkus konsep-konsep ini dengan semacam pancaran faktualitas, sehingga
suasana hati dan motivasi-motivasi itu tampak khas realistis.
Agama di satu sisi
menanamkan kekuatan sumber-sumber
simbolis kita untuk merumuskan gagasan-gagasan analitis dalam sebuah konsep
otoritatif tentang bentuk menyeluruh dari kenyataan, demikian juga di sisi lain
agama menanamkan kekuatan sumber sumber kita, juga simbolis, untuk mengungkapkan
emosi-emosi yaitu gerak-gerik hati,sentimen-sentimen,nafsu—nafsu,
afeksi-afeksi, perasaan-perasaan, di dalam suatu konsep yang serupa tentang
suasana umum yang meliputi dan nada serta sifat yang melekat dalaam suasana
itu.
Orang yang berpendapat agama adalah suatu bentuk kesenian manusia, mereka memandang bahwa dalam agama tersebut terdapat
ritus-ritus atau ritual-ritual yang dipertunjukkan kepada banyak orang, dan itu
merupakan sebuah kesenian. Misalnya pertunjukan dramatis dari Bali, dalam
pertunjukan itu ditampilkan seorang tukang sihir yang bernama Rangda yang
terlibat dalam sebuah ritual seekor makhluk raksasa yang baik bernama Barong.
Mereka memerankan pertunjukkan itu tidak hanya dilakukan maupun hamya sebagai
tontonan belaka tetapi mereka mempercayainya yang sebagaimana mereka
melukiskannya. Kesimpulan disini bisa berarti
bahwa agama sebagai sebuah sistem kebudayaan dan tidak terlepas dari
simbol-simbol yang mereka gunakan.
0 komentar:
Posting Komentar