Selasa, 19 Februari 2013

Sejarah Perpustakaan Pertama dan Terbesar Di Dunia

Bibliotheca Alexandrina Egypt (Perpustakaan Iskandariah Mesir) merupakan
perpustakaan pertama dan terbesar di dunia. Perpustakaan ini bahkan bertahan selama
berabad-abad dan memiliki koleksi 700.000 gulungan papyrus, bahkan jika di
bandingkan dengan Perpustakaan Sorbonne di abad ke-14 ‘hanya’ memiliki koleksi 1700
buku.
Perpustakaan ini di dirikan oleh Ptolemi I sang penerus Alexander(Iskandariah) pada
tahun 323 SM, dan terus berlanjut sampai kekuasaan Ptolemi III. Pada waktu itu para
penguasa mesir begitu besemangat memajukan Perpustakaan dan Ilmu Pengetahuan
mereka, bahkan dalam Manuskrip Roma mengatakan bahwa sang Raja mesir
membelanjakan harta kerajaan untuk membeli buku dari seluruh pelosok negeri hingga
terkumpul 442.800 buku dan 90.000 lainnya berbentuk ringkasan tak berjilid. Ia juga
memerintahkan prajurit untuk menggeledah setiap kapal yang masuk guna memperoleh
naskah. Jika ada naskah yang ditemukan, mereka menyimpan yang asli dan
mengembalikan salinannya. Menurut beberapa sumber, ketika Athena meminjamkan
naskah-naskah drama klasik Yunani asli yang tak ternilai kepada Ptolemeus III, ia
berjanji membayar uang jaminan dan menyalinnya. Tetapi sang raja malah menyimpan
yang asli, tidak mengambil kembali uang jaminan itu, dan memulangkan salinannya
Namun cerita keemasan ini hanya menjadi sejarah. Ialah ketuka penaklukan bangsa
Romawi yang di pimpin oleh Julius Caesar pada tahun 48 SM. Bangsa Romawi
membakar 400.000 buku musnah menjadi abu using yang tak berguna. Dunia ilmu saat
itu sangat berduka karena telah kehilangan salah satu sumber ilmu pengetahuan terbaik
saat itu. Namun akhirnya sang Kaisar, Julius Caesar meminta maaf, dan sebagai gantinya
ia mengirim Marx Antonio untuk menghadiahkan 200.000 buku dari Roma kepada Ratu
mesir saat itu, Cleopatra, dan dari inilah kisah mereka berlanjut.
Namun perpustakaan megah yang ada di mesir tersebut tak pernah kembali seperti masa
– masa keemasanya. Sejak pembakaran tersebut, Perpustakaan Iskadariah solah tak
terurus. Bahkan hampir menjadi artefak –artefak kuno saja. Akan tetapi, UNESCO
memprakarsai untuk bekerja sama dengan pemerintah Mesir,membangun kembali
perpustakaan dengan sejarah terbesar dalam sejarah tersebut. Dan pembangunan ini di
mulai sejak tahun 1990-an. Pembangunan ini menghabiskan dana tak kurang dari US$
220 juta. US 120 juta di tanggung pemerintah Mesir dan sisanya di tanggung dari bantuan
Internasional dari Negara-negara lain. Akhirnya setelah terbengkalai hampir selama 20
Abad, Perpustakaan Iskandriah(Bibliotheca Alexandria) berdiri megah dan unik.
Bangunan utama berbentuk bulat beratap miring, terbenam dalam tanah. Di bagian depan
sejajar atap, dibuat kolam untuk menetralkan suhu pustaka, terdiri lima lantai di dalam
tanah, perpustakaan ini dapat memuat sekitar 8 juta buku. Namun yang ada saat ini baru
250.000 buku dan akan terus bertambah tiap tahun.Selain itu juga menyediakan berbagai
fasilitas, seperti 500 unit komputer berbahasa Arab dan Inggris untuk memudahkan
pengunjung mencari katalog buku, ruang baca berkapasitas 1.700 orang, conference
room, ruang pustaka Braille Taha Husein khusus tuna netra, pustaka anak-anak, museum
manuskrip kuno, lima lembaga riset, dan kamar-kamar riset yang bisa dipakai gratis.
Dan yang juga menarik,adalah lantai tengah perpustakaan tersebut terdapat Gallery
Design dan bisa dilihat dari berbagai sisi. Di lantai kayu yang cukup luas itu terpajang
berbagai prototype mesin cetak kuno dan berbagai lukisan dinding. Perpustakaan ini
selalu dipenuhi pengunjung, padahal di Alexandria tidak banyak universitas seperti di
Kairo. Ini menunjukkan tingginya minat baca masyarakat Mesir dan perpustakaan yang
dulu dihancurkan Julius Caesar itu kini menjadi salah satu objek wisata sebagaimana
Piramid Giza, Mumi, Karnax Temple, Kuburan para Firaun di Luxor atau Museum Kairo
yang menyimpan timbunan emas Tutankhamun.
Isi di perpustakaan tersebut mengandung :
# Sebuah Perpustakaan yang dapat menampung jutaan buku.
# Sebuah Arsip Internet
# Enam khusus perpustakaan untuk
1. Seni, multimedia dan bahan-bahan audio-visual,
2. tunanetra,
3. anak-anak,
4. kaum muda,
5. microforms, dan
6. buku langka dan koleksi khusus
# Empat Museum untuk
1. Antiquities,
2. Naskah,
3. Sadat dan
4. Sejarah Sains
# Planetarium A
# Sebuah Exploratorium untuk eksposur anak terhadap ilmu (ALEXploratorium)
# Culturama: panorama budaya lebih dari sembilan layar, yang pertama kalinya
dipatenkan 9-proyektor sistem interaktif. Pemenang banyak penghargaan, yang
Culturama, dikembangkan oleh CULTNAT, memungkinkan penyajian banyak lapisan
data, dimana presenter dapat klik pada item dan pergi ke tingkat baru detail. Ini adalah
presentasi multi-media sangat informatif dan menarik warisan di Mesir 5.000 tahun
sejarah untuk zaman modern, dengan highlights dan contoh-contoh dan Koptik Mesir
Kuno / warisan Islam.
# VISTA (The Virtual Immersive Sains dan Teknologi Aplikasi sistem) adalah sebuah
lingkungan Virtual Reality interaktif, yang memungkinkan peneliti untuk mengubah data
set ke dalam dua-dimensi simulasi 3-D, dan ke langkah di dalamnya. Sebuah alat praktis
visualisasi selama penelitian, VISTA membantu peneliti untuk mensimulasikan perilaku
sistem alam atau manusia-rekayasa, bukan hanya mengamati sistem atau membangun
model fisik.
# Delapan pusat penelitian akademik:
1. Alexandria dan Pusat Penelitian Mediterania (Alex-Med),
2. Arts Center,
3. Kaligrafi Pusat,
4. Pusat Studi Khusus dan Program (CSSP),
5. Sekolah Internasional Studi Informasi (ISIS),
6. Naskah Pusat,
7. Pusat Dokumentasi Budaya dan Warisan Alam (CultNat, terletak di Kairo), dan
8. Alexandria Pusat Studi Helenistik.
# Lima belas pameran tetap meliputi
1. Tayangan dari Aleksandria: Koleksi Awad,
2. Dunia Shadi Abdel Salam,
3. Arabic Kaligrafi,
4. Sejarah Percetakan,
5. Arab-Muslim Abad Pertengahan Instrumen Astronomi dan Sains (Penunggang Star),
dan Pameran Tetap Seleksi Seni Kontemporer Mesir:
6. Para Artis Buku,
7. Mohie El Din Hussein: A Journey Kreatif,
8. Abdel Salam Idul Fitri,
9. The Raaya El-Nimr dan Abdel-Ghani Abou El-Enein Koleksi Seni Rakyat Arab,
10. Seif dan lemah Adham: Motion dan Seni,
11. Dipilih Artworks dari Henin Adam,
12. Dipilih Artworks Ahmed-Abdel Wahab,
13. Artworks Terpilih Hamed Saeed,
14. Dipilih Artworks dari Soliman Hassan, dan
15. Sculpture.
# Empat seni galeri untuk pameran temporer
# Sebuah Pusat Konferensi untuk ribuan orang
# Sebuah Forum Dialog yang memberikan kesempatan untuk pertemuan, dan diskusi
dengan para pemikir dan penulis untuk membahas berbagai isu penting yang
mempengaruhi masyarakat modern. Forum Reformasi Arab adalah hasil dari Konferensi
Reformasi Arab pertama diselenggarakan pada tahun 2004

0 komentar: